Assalamu’alaikum Wr.Wb. Salam sobat reader.
Bertemu lagi dalam Artikel_Religi. Di kesempatan ini saya ingin berbagi ilmu dan pemahaman tentang hubungan iman dan akhlak. Ini saya dapatkan ketika membaca satu artikel buletin sholat jum’at. Saya tertarik dan ingin membagikannya kepada sahabat semua dengan mengambil intisari dari pemahaman saya atas artikel tersebut. Karena Rasulullah SAW bersabda :
“Sampaikanlah walau hanya satu ayat”.
“Sampaikanlah walau hanya satu ayat”.
Langsung
saja, bahwa Kondisi faktual iman seseorang dapat diketahui dari perilaku dan
akhlaknya. Iman yang kokoh kuat akan dimanifestasikan dalam bentuk akhlak yang
baik dan mulia. Sedangkan akhlak yang buruk dan hina adalah gambaran yang
diberikan oleh imannya yang lemah. Sosok yang rendah imannya akan mudah
tergelincir kepada perbuatan buruk yang merugikan dirinya sendiri maupun orang
lain.
“Wahai orang-orang yang beriman, Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar” (QS.Attaubah : 119)
Tuntutan
atas iman dan taqwa seseorang adalah dengan perbuatan yang baik dan benar.
Manifestasi dari ketinggian iman seseorang adalah akhlak dan perbuatan baik
yang dilakukannya. Jadi jika akhlak seseoarang kita pandang kurang baik, maka
itu adalah bentuk dari gambaran imannya yang lemah. Akhlak adalah sebagai
cermin dari iman.
Nah,
apa yang dimaksud dengan akhlak ? tentunya banyak pengertian dan tafsiran
mengenai makna akhlak bagi tiap-tiap orang. Tapi marilah kita bertuju pada satu
pemahaman yang sama, yaitu akhlak adalah suatu sikap perilaku yang spontan dan
tidak dibuat-buat. Oleh karena itu “reaksi spontan” dari kebaikan iman seseoran
adalah perilaku dan akhlak-nya yang baik.
Beberapa
bulan yang lalu, saya sempat mengikuti
tausiah dari Al-Ustadz Abdullah Gymnastiar yang lebih akrab dengan Sapaan Aa
Gim di Masjid Mujahidin Universitas Negeri Yogyakarta(UNY). Pada kesempatan itu
beliau berbicara mengenai akhlak, yang sama seperti defenisi di atas.
Rasulullah
SAW telah memberikan gambaran kelemahan iman seseorang yang berwujud pada
hilangnya rasa malu. Rasulullah
SAW bersabda :
“Rasa malu dan iman itu sebenarnya berpadu menjadi satu, maka bila mana lenyap salah satunya hilang pulalah yang lain.”
Berbagai
macam bentuk ibadah sebagaimana termaktub dalam rukun islam seperti sholat, puasa,
zakat, dan Haji serta ibadah sunnah lainnya adalah “program-program ” yang
diajarkan dalam Islam. Semua program ibadah itu ditetapkan sebagai sarana untuk
mensucikan jiwa dan memelihara kehidupannya yang mulia dalam cahaya iman dan
Taqwa. Nah, jiwa-jiwa suci yang kehidupannya selalu dipandu cahaya kebenaran
itu yang dalam kesehariannya adalah mereka-mereka yang berakhlak mulia,
berperilaku yang santun, berbudi pekerti yang baik. Sekali lagi, intisari
ibadah adalah mensucikan jiwa, hati, dan pikiran untuk memperluas, memperdalam
hubungan dan “interaksi”-nya dengan Allah SWT dan juga kepada sesama manusia
serta makhluk Allah SWT lainnya.
Jadi,
jelaslah.! Akhlaqul karimah (akhlak yan baik) tidak bisa berdiri sendiri.
Akhlak yang baik adalah buah dari iman yan kuat. Iman yang kuat akan melahirkan
akhlak yang baik. Begitulah hubungan di antaranya keduanya.
Rasulullah saw bersabda :
Rasulullah saw bersabda :
“Kaum mukminin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara mereka”.
Sekian postingan tentang :
Semoga bermanfaat. Baca juga artikel "The Importance of Perception For Success" . Wassalam..:)
Antara Iman dan Akhlak
Semoga bermanfaat. Baca juga artikel "The Importance of Perception For Success" . Wassalam..:)