BREAKING

Saturday, January 26, 2013

maximize opportunities (Memaksimalkan kesempatan)

Alkisah, (bukan kisah admin) ada sebuah kelas yang  sebagian besarnya terdiri dari dari laki-laki berusia 35 tahunan. Nah hari itu sang pengajar memberikan sebuah tugas unik. Yaitu, peserta harus menhyatakan kasih mereka pada seseorang . Seseorang ini haruslah orang yang tidak pernah menerima kasih dari mereka atau setidaknya orang yang sudah lama sekali tidak menerima kasih dari mereka.
Memang kelihatannya tugasnya tidak terlalu sulit. Tapi ingatlah, rata-rata pesertanya adalah laki-laki dari generasi yang diajarkan bahwa ekspresi perasaan tidak pantas dilakukan oleh  seorang laki-laki. Jadi bisa dikatakan, bagi sebagian peserta, tugas ini menjadi tantangan tersendiri.
            Pada kelas di minggu yang berikutnya, setiap peserta diberi kesempatan untuk membagi pengalaman mereka dalam menjalankan tugas unik itu. Tak di sangka, yang berdiri adalah peserta laki-laki.


maximize opportunities (Memaksimalkan kesempatan)

            Setelah sesaat berdiri dalam diam, akhirnya laki-laki itu berkata, “Awalnya, saya sedikit jengkel karena mendapat tugas aneh seperti ini. Siapa anda, beraninya menyuruh saya untuk melakukan sesuatu yang sepersonal itu.! Tapi saat saya mengendarai mobil menuju rumah, hati nurani saya mulai mengusik. Sebenarnya saya sudah tahu kepada siapa saya harus mengatakan kasih saya. Sekadar  cerita saja, lima tahun lalu, ayah saya dan saya sempat berselisih pendapat dan akhirnya bertengkar hebat sampai saat ini. Kami saling menghindari kecuali saat situasi memang mendesak. Tapi sejak saat itu, kami
sama sekali tak pernah saling bicara.
            Jadilah, pada selasa minggu lalu, setibanya di rumah saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya harus pergi ke ayah saya dan mengatakan kasih saya padanya. Memang terasa aneh, tapi sekedar membuat keputusan itu saja saya merasa ada beban berat yang terangkat dari pundak saya. Pagi harinya , saya bangun lebih awal dan segera pergi ke kantor. Selama bekerja , saya merasa lebih bersemangat, dan tidalk menyngak saya dapat menyelsaikan lebih banyak pekerjaan dibanding yang pernah saya lakukan seharian penuh di hari-hari sebelumnya. Lalu, saya menelpon ayah saya untuk menanyakan apakah saya bisa mampir sehabis pulang kantor. Dan seperti biasa, ayah saya menjawab dengan suara galak, ‘Mau apa lagi sekarang ?’ Saya meyakinkan bahwa saya hanya sebentar saja di sana.
            Karena semua pekerjaan saya hari itu bisa selesai dikerjakan dalam waktu yang lebih cepat, saya pun bisa keluar kanytor lebih awal. Dan saya langsung menuju ke rumah orang tua saya.  Sesampainya di sana, saya berharap ibu sayalah yang membukakan pintu. Tapi saya langsung bertemu muka dengan ayah saya. Tanpa buang-buang waktu lagi, saya segera berkata, ‘Yah, saya hanya untuk bilang aku sayang ayah.’
            Saat itu juga terasa ada perubahan pada diri Ayah. Ekspresi wajahnya terlihat lebih ramah, kerutan-kerutannya tampak menghilang, dan ia mulai menitikan air mata.Ia lalu merangkul saya dan balas berkata ‘Ayah juga sayang kamu, Nak, tapi selama ini sulit untuk mengatakannya.’
            Saat itu sungguh menjadi momen yang tak ternilai harganya. Saya dan ayah masih berpelukan untuk beberapa lama, dan setelah itu saya berpamitan. Tapi bukan itu inti cerita saya. Dua hari setelah kunjungan itu , ayah saya yang ternyata punya masalah jantung tapi tidak pernah bilang pada saya, mendapat serangan jantung dan langsung dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan koma. Saya tak tahu apakah Ayah saya akan berhasil melalui semua ini. Semoga saja.
            Mungkin bisa saya sampaikan di sini adalah : ‘jangan menunggu untuk melakukan sesuatu yang memang kita tahu  perlu  kita lakukan’. Bagaimana seandainya saya menunda untuk mengungkap perasaan saya kepada ayah saya? Mungkin saya tidak akan pernah mendapat kesempatan itu lagi! Karenanya , sediakan waktu untuk melakukan apa yang perlu kita lakukan dan lakukan sekarang juga.!!" Sekian postingan tentang :

Maximize Opportunities (Memaksimalkan Kesempatan)

Semoga bermanfaat, baca juga artikel "Hidup Memang Serius (Kejujuran Doamu, Kesungguhanmu) " . Sampai jumpa di postingan selanjutnya ..!! Wassalam :)

Share Artikel ke :

Facebook Google+ Twitter

About Admin""

Nama lengkap adalah saya Alfin Siddik Amrullah Buton", blogger asal "UBUNG, Kab.BURU, Prov.MALUKU", Web Blog ini berisi tentang sharing ilmu dan motivasi. Pembaca yang baik, selalu meninggalkan jejak. Berikan komentar terbaik anda tentang artikel ini

Post a Comment

 
Copyright © 2013 Ubung Style
Created by FBTemplates | Re-design by Alfin Amrullah
Proudly powered by © Blogger
Support : Exonera 12 | English Grammar's Blog